Welcome to Anak Kalimantan23

Palus akan kakawalan, aken, mina, mama, esu, datu, tambi, bue, pahari samandiai.
Tarima kasih akan uras'ah je jadi hakun tame kan blog jituh dan jadi mambasa tulisan-tulisan melai blog tuh. Jika suka atau dia silahkan lihi komentarmuh.



Salam

Karnison Tessha
Anak Kalimantan

Total Kawalan je tame melai Blogkuh?

Kamis, 19 Mei 2011

Psikologi Umum

Di dalam makalah ini penulis berusaha memberikan pengertian dan penjelasan tentang kecerdasan, yang di mana kecerdasan itu merupakan hal yang penting bagi kita semua sebagai pemimpin jemaat suatu saat nanti. Oleh sebab itu, karena kecerdasan merupakan kemampuan dan talenta yang di miliki sejak lahir sehingga kecerdasan itu perlu dilatih setiap waktunya. Ibaratkan seperti pisau yang lambat laun akan tumpul apabila tidak diasah, begitu pula dengan kecerdasan yang kita miliki. Sebagai penegasan seperti yang terdapat dalam Amsal 8:5 “Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu. Ayat ini memberikan penegasan kepada kita semua bahwa begitu pentingnya kecerdasan dan ternyata kecerdasan itu perlu dituntut atau dilatih, sehingga kecerdasan itu membuat kita mengerti bahwa pengalaman merupakan pelajaran yang tidak bisa kita lupakan. Oleh sebab itu, dengan kecerdasan kita dapat menggunakan pengalaman yang telah lewat sebagai contoh atau pelajaran untuk kedepannya.
 Didalam makalah ini juga, penulis berusaha menampilkan bagaimana kecerdasan itu sangat bermanfaat bagi kita dan juga bagi jemaat karena dengan kecerdasan, kita dapat memotivasi jemaat untuk melakukan perbuatan sesuai dengan kehendak Allah seperti yang terdapat dalam nast ini Matius 11:28 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”. Dengan kecerdasan, kita akan berusaha menggambarkan dan menjelaskan kepada jemaat tentang nast ini sebagai motivasi atau pendorong bagi jemaat yang sudah mengalami beban berat atau masalah hidup yang sangat berat dengan menjelaskan bahwa Yesus sendiri telah mengajak kita untuk datang dan berserah kepada pertolongan dan anugerah-Nya.
Begitu pula sebagai seorang pemimpin jemaat kita juga harus menjadi garam dan terang dunia, menjadi contoh dan teladan bagi jemaat kita. Oleh sebab itu, sebagai pemimpin jemaat perlu belajar bagaimana memberikan atau menampilkan citra diri yang baik dari seseorang pemimpin jemaat. Serta, bagi seorang pemimpin jemaat penulis juga akan memberikan bagaimana pentingnya mempelajari tentang frustasi yang dimana frustasi ini akan mengganggu dan berdampak buruk bagi diri kita. Apalagi sebagai pemimpin jemaat yang dimana harus memberikan yang terbaik bagi jemaatnya oleh sebab itu, sebagai seorang pemimpin jemaat perlunya menghindari dampak buruk dari frustasi tersebut. Karena begitu pentingnya mempelajari frustasi mungkin sebagai calon pemimpin jemaat perlu juga kita berbagi kepada jemaat yang kita pimpin bagaimana mengatasi frustasi yang sering kali membuat jiwa perasaan, pikiran, dan hasrat manusia menjadi kacau. Dan akan berdampak fositif.
a.  Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan (Intelegensi) adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu. William Stern mengemukakan batasan-batasan yaitu Intelejensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya[1].
Dan kecerdasan istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis[2].
Setelah mempelajari kecerdasan, Banyak sekali manfaat yang dapat kita gunakan bagi pekerjaan kita jika berada di tengah-tengah jemaat. Seperti yang telah kita ketahui bahwa begitu penting dan begitu eratnya sebuah kecerdasan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kebebasan, berarti manusia dapat memilih metode-metode tertentu untuk memecahkan masalah-masalahnya[3].
Dalam kehidupan kita sehari-hari, dan kita sering menemukan berbagai macam bentuk atau jenis dari kecerdasan itu sendiri, seperti:
1.  Kecerdasan Linguistik.
Yaitu kecerdasan dalam mengolah kata. Komponen intinya adalah kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna fungsi, kata, dan bahasa. Kecerdasan ini sangat berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, beragumentasi, dan berdebat serta mahir dalam mengingat fakta.
2.  Kecerdasan Logis-Matematis.
Merupakan kecerdasan dalam angka dan logika serta kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang. Berkaitan dengan kemampuan berhitung, nalar, dan berpikir logis. Berfikir dengan pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan memecahkan masalah.
3.  Kecerdasan Spesial.
Kecerdasan Spesial adalah kecerdaan yang ditunjukan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat disekitarnya. Mereka mempunyai kepekaan tajam terhadap detail visual, menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi dan juga dalam hal desain.
4.  Kecerdasan Musikal.
Kecerdasan Musikal adalah kepekaan dan kemampuan menciptakan dan mengapresiasikan irama, pola titik nada dan warna nada serta apresiasi untuk bentuk ekspersi emosi musikal. Mempunyai kepekaan tajam terhadap nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dan dapat mengikuti irama musik.
5.  Kecerdasan Kinestetik-jasmani.
Kecerdasan Kinestetik-jasmani adalah kecerdasan fisik. Ditujukan oleh kemampuan seseorang untuk membangun yang penting antara pikiran dengan tubuh, yang memungkinkan tubuh untuk memanipulasikan objek atau menciptakan gerakan.
6.  Kecerdasan Antar Pribadi (Interpersonal).
Kecerdasan Antar Pribadi (Interpersonal) ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk menyerap dan tanggapan terhadap suasana hati, perangai, niat dan hasrat orang lain.
7.  Kecerdasan Intra Pribadi (Intrapersonal).
Kecerdasan Intra Pribadi (Intrapersonal) adalah kecerdasan dalam diri sendiri, hal ini diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang lain.
8.  Kecerdasan Naturalis (Kecerdasan Tambahan).
Kecerdasan Naturalis (Kecerdasan Tambahan) yaitu keahlian mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan. Berkaitan dengan kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklasifikasi, identifikasi.
Kecerdasan (intelegensi) memang memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang, seperti kita memiliki kecerdasan linguistic dimana kita mampu mengolah kata-kata dengan baik dan benar, kita mampu beragumentasi, kita mampu berfikir secara logis. Dan dengan adanya kecerdasan kita mampu melihat kebutuhan dan situasi jemaat dan bagaimana kita menghadapinya. karena untuk mencapai suatu hasil yang baik perlu siasat atau metode dan cara yang tepat. Jika tidak ada kecerdasan kita pasti tidak bisa mencari solusi yang tepat dan kita tidak bisa merespon segala sesuatu dengan cepat dan baik.
Dalam kecerdasan juga sangat bermanfaat bagi kita sebagai pelayan Tuhan ketika kita mengabarkan firman Tuhan, kita mampu menafsirkan suatu ayat Alkitab dengan baik itu menggunakan kecerdasan Linguistic, dan ketika kita berada ditengah-tengah jemaat juga sudah pasti kita akan bersosialisi dengan mereka, dan sudah pasti ketika kita bersosialisasi dengan jemaat mengalami sebuah rintangan. Jadi, kita harus mengembangkan Kecerdasan Emosi kita untuk dapat bersosialisasi dengan baik. Dan kecerdasan seorang pemimpin jemaat sangat dibutuhkan oleh jemaat untuk memberikan terobosan-terobosan atau ide-ide untuk memecahkan sebuah masalah-masalah yang terdapat di tengah-tengah jemaat dan dapat memberikan ide-ide yang dapat membangun warga jemaat agar lebih baik dan lebih maju lagi.
2. Motivasi dan perbuatan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, jarang kita dengan sengaja memperhatikan perbuatan perbuatan teman-teman kita atau orang-orang lain demikian. Juga terhadap perbuatan-perbuatan kita sendiri, seringkali kita tidak begitu menghiraukannya. Dalam soal belajar, motivasi itu sangatlah penting. Motivasi adalah menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauanya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Pada umumnya motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu tujuan atau perangsang. Tujuan adalah yang menentukan atau membatasi tingkah laku organisme itu.
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauanya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu[4]. Suatu contoh dari tujuan motivasi adalah seorang pemimpin jemaat memotivasi para jemaatnya agar timbul rasa keinginan dan kemauanya untuk selalu terbuka dengan sesama, dan rasa rindu ingin bersama-sama bersekutu Memuji Tuhan. Dan bagi jemaat kita yang sedang mengalami suatu masalah kita dapat memacu semangat mereka agar mereka tetap berserah kepada Tuhan.
Untuk mengembangkan motivasi yang baik pada jemaat-jemaat, kita juga harus menjauhkan saran-saran negatif, yang lebih penting lagi adalah membina pribadi jemaat agar dalam diri jemaat terbentuk, Karena itu, berbagai usaha dapat kita lakukan mungkin kita dapat membina jemaat-jemaat kita dengan melakukan metode sharing atau dapat juga dengan metode pendalaman Alkitab di dalam ibadah hari minggu, SPP/R, atau di ibadah-ibadah lainnya agar jemaat kita termotivasi untuk ikut mengabarkan dan selalu mengandalkan Tuhan didalam situasi, perencanaan, dan lain-lain. Kita dapat mengatur dan menyediakan situasi-situasi baik dalam lingkungan keluarga, Gereja, dan masyarakat yang memungkinkan dapat menumbuhkan iman mereka di dalam Kristus.
Dan kita mengetahui bahwa tidak ada seorangpun yang bisa berada tetap pada posisinya. Semuanya dan segala sesuatu bergerak terus-menerus dan  bergerak secara abadi. Perubahan  terjadi dengan tiada hentinya.  Segala sesuatu bergerak dan berubah, tidak ada yang tetap.  Semua  berubah  dan bergerak. Tidak ada yang pasti. Yang ada dan pasti adalah perubahan.    Demikian, antara lain pemikiran  Heraklitus filsuf Yunani.
Agar perubahan positif itu tercapai,  dibutuhkan  pemimpin dan guru perubahan jemaat yang kreatif variatif, yang  akan menolong warga jemaat  bertumbuh dan berubah ke arah yang lebih  berkenan  kepada Allah.  “Ekklesia reformata, semper reformanda,”  gereja yang diperbaharui, harus senantiasa membaharui dirinya.    Motto Reformasi ini semestinya  memberi inspirasi bagi perubahan  yang kita  perjuangkan.
 John Edmund Haggai,  mengatakan antara lain, bahwa  perubahan akan terus  terjadi. Betapapun ada,  atau tidak adanya seorang pemimpin. Akan tetapi, tanpa pemimpin yang baik, perubahan cenderung  pada kemerosotan dan kerusakan dibandingkan  perkembangan yang baik.  Maka, dibutuhkan para pemimpin yang  memiliki kemampuan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.  Orang yang sungguh-sungguh hidup dalam  kuasa Allah dan menjadi anak Allah,  akan  dapat menjadi pemimpin yang membawa perubahan baik. Sebab pemimpin  mempengaruhi orang lain agar mereka lebih  diperkaya, manusiawi, berharga dan memuliakan Tuhan[5].
Kita selaku pemimpin jemaat atau seorang guru jemaat, adalah seorang pemimpin perubahan bagi jemaat. kita adalah orang yang telah  dipersiapkan untuk membawa arah perubahan yang baik. Perubahan tidak  dibiarkan bergerak sendiri tanpa arah. Kita adalah motor dan motivator perubahan dalam jemaat dan kehidupan warga jemaat.  Tidak hanya itu, perubahan juga perlu dilakukan dalam  pelayanan kepada warga jemaat.
Jadi, kita ini adalah motor dan motivator jemaat perbuahan bagi jemaat dan dalam kehidupan warga jemaat. Kata atau kalimat yang diucapkan, baik dalam pembelajaran atau dalam interaksi sehari-hari,  memiliki dampak dan pengaruh yang besar bagi warga jemaat. Sebab kata-kata yang kita ucapkan itu memiliki energi, kekuatan dan kuasa. Ucapan yang baik akan berdampak baik bagi pendengar atau warga jemaat. Sedangkan ucapan atau perbuatan yang buruk akan berdampak buruk bagi pendengar atau warga jemaat.
Seorang pemimpin jemaat melalui kata-kata yang diucapkannya, akan membawa perubahan yang baik  bagi warga  jemaatnya.  Karena itu kita harus ekstra berhati-hati dan bijak dalam berucap. Sadar bahwa kata-kata yang kita ucapkan kepada warga jemaat memiliki kuasa dan dapat mempengaruhi warga jemaat itu sendiri, dan kita harus menjadi teladan bagi warga jemaat kita. dan kita tahu bahwa motivasi yang kita berikan tidak akan berjalan dengan baik jika kita tanpa mencerminkan perbuatan yang baik. Apalagi kita seorang pendeta atau pemimpin jemaaat sudah pasti harus menjadi panutan dan harus mencerminkan perbuatan yang baik untuk jemaat kita agar jemaat yang kita pimpin itu dapat mencontoh perbuatan yang baik dan yang berkenan di hadapan Tuhan.
4. Citra Diri dan Frustasi.
Dalam pergaulan kita sehari-hari, manusia mempunyai anggapan dan perasaan-perasaan tentang dirinya sendiri, ada yang disadari da nada pula yang tidak disadari. Bagaimana seseorang menganggap atau memandang dirinya sendiri itulah the self. Yang berarti meliputi semua penghayatan, anggapan, sikap dan perasaan-perasaan, baik yang disadari (self picture) maupun tidak disadari, yang ada pada seseorang tentang dirinya sendiri.
Citra diri memang penting untuk kita pelajari, karena citra diri bagi tiap-tiap orang adalah ukuran bagaimana perasaan harga diri orang itu, bagaimana dan sampai di mana ia menilai dan memandang dirinya. Tapi tidak jarang kita menilai atau memandang diri kita yang sebenarnya tidak sesuai dengan diri kita yang sesungguhnya. Dan citra diri ini sangat penting di pelajari, karena jika kita telah berada di tengah-tengah jemaat kita harus menciptakan citra diri yang baik dan kita harus menjaga citra diri kita agar pelayanan kita di tengah-tengah jemaat berjalan dengan baik dan dapat memberikan contoh dan teladan kepada jemaat dan jika kita menciptakan sebuah citra diri yang baik dimata jemaat maka sudah pasti jemaat akan meniru apa yang kita lakukan selama perbuatan yang kita lakukan itu baik dimata mereka. Namun, jika citra diri kita rusak atau buruk di mata jemaat maka sia-sialah pelayanan kita karena sudah tentu warga jemaat tidak akan mendengarkan semua isi khotbah kita.
Selain berkhotbah, seorang pemimpin jemaat harus memiliki citra diri yang baik karena percuma kalau khotbah pemimpin jemaat baik, indah di dengar tetapi memiliki citra diri yang kurang baik, pasti akan menimbulkan dampak yang negatif bagi pemimpin jemaat di mata jemaatnya.
Frustasi, dalam bahasa inggris Frustation yang berarti kekecewaan. Frustasi adalah keadaan batin seseorang. Ketidak seimbangan dalam jiwa, suatu perasaan tidak puas karena hasrat atau dorongan yang tidak terpenuhi. Frustasi juga dapat diartikan sebagai reaksi individu terhadap suatu rintangan yang tidak dapat diatasi atau kegagalan mengatasinya.
Ada banyak penyebab frustasi. Frustasi, dapat menimbulkan reaksi yang bermacam-macam, berlainan pada tiap-tiap orang tergantung pada tabiat atau tempramen dari masing-masing orang tersebut. Setelah kita mempelajari frustasi dalam mata kuliah psikologi umum ini kita dapat mengetahui berbagai macam bentuk dan berbagai macam konflik yang mungkin kita temui di tengah-tengah warga jemaat. Dan kita tahu bahwa ketidakpuasan dari manusia itu sendiri yang dapat dengan mudah untuk kecewa, dan akibatnya akan frustasi, sehingga mudah untuk jatuh kedalam dosa karena tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memuaskan dirinya dan melampiaskan rasa frustasi tersebut.
Dan, jika kita berada dalam tengah-tengah warga jemaat juga pasti akan banyak menemukan rintangan dan tantangan yang menguji serta dapat menghambat pelayanan kita ditengah-tengah warga jemaat. Contohnya saja frustasi karena pada saat seorang pendeta tengah melakukan pelayanan dan jemaat yang hadir ke gereja untuk beribadah hanya sedikit, sudah pasti pendeta tersebut merasa gagal dan merasa bahwa ada sesuatu yang kurang dalam pelayanannya, atau ia bahkan menyalahkan dirinya sendiri. Namun, ketika seorang pemimpin jemaat mengetahui penyebab frustasi atau ketika seorang pemimpin jemaat telah mengetahui bagaimana cara menanggulangi frustasi tersebut maka sudah pasti seorang tersebut akan menerima semua itu dengan baik dan ia akan mencari solusi permasalahannya, atau ia akan meningkatkan pelayanannya dengan metode-metode yang menarik dan dengan sendirinya citra diri seorang pemimpin jemaat akan baik dimata jemaat-jemaatnya.
Didalam nast Alkitab pun memberikan penegasan kepada kita yaitu yang terdapat dalam I korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”. Didalam nast ini Tuhan sudah menegaskan kepada kita bahwa ia tidak akan mencobai kita yang melebihi kekuatan manusia tetapi cobaan-cobaan yang Allah berikan itu hanyalah sebuah cobaan yang tidak melebihi kekuatan manusia, dan Allah memberikan janji bahwa ia akan setia dan ia tidak akan memberikan kita sebuah cobaan yang melampaui kemampuan diri kita.


[1] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Hal 52 Intelejensi
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan ; Diakses Pada 07 Mei 2011; pada pukul 18:00
[3] Makalah Kelompok Kecerdasan hal 7
[4] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan; hal 60,61,76.
[5] http://sttgke.yolasite.com/artikel-7.php; artikel dan jurnal STT-GKE; karya Tulus Tu’u.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manumon kuan ketun kilen ampi Blog jituh? (menurut kelian bagaimana Blog ini?)

Cari Blog Ini